Buku ini berupaya
menunjukkan pentingnya konstruk ilmu dalam upaya restorasi pendidikan Islam,
dengan memotret dan mengkontekstualisasikan pemikiran Seyyed Hossein Nasr. Nasr merupakan sosok
cendekiawan yang piawai
dalam bidang filsafat dan sejarah ilmu, serta merupakan sosok yang otoritatif
untuk berbicara tentang perjumpaan antara tradisi dan modernitas, Timur dan
Barat. Posisi ini ditambah perspektif tradisionalnya, menjadikan pemikiran Nasr
tentang ilmu mempunyai karakter tersendiri. Pemikiran Nasr tentang ilmu
tersebut merupakan hal yang urgen karena bisa dijadikan dasar dan sarana dialog
untuk membangun landasan filosofis dan sistem pendidikan Islam.
Secara ontologis, ilmu
pendidikan Islam berlandaskan metafisika Islam yang mengakui bahwa alam memiliki
kualitas-kualitas kesucian serta adanya hierarki
dan interrelasi realitas. Epistemologi ilmu pendidikan Islam yang dikembangkan
dari pemikiran Nasr bercorak teosentris, dan didasarkan atas tiga sumber
pengetahuan: wahyu, intelek dan akal, yang kesemuanya saling terkait. Secara
aksiologis, ilmu pendidikan Islam dijiwai oleh nilai-nilai tradisional. Pemikiran
Nasr tentang ilmu juga bisa kita tarik untuk menata ulang sistem pendidikan
Islam, terutama dalam merekonstruksi tujuan, metode dan materi pendidikan Islam.